Tuesday, January 6, 2015

Budidaya Tanaman Kopi dengan Sambung Pucuk


Pertanian dan peternakanku
Budidaya Tanaman Kopi dengan  Sambung Pucuk

Budidaya tanaman kopi bisa juga diperbanyak dengan cara sambung pucuk. Cuma, secara teknis ada sedikit perbedaan dengan sambung pucuk pada tanaman lain. Sambung pucuk pada kopi ini selain berguna untuk mempertahankan sifat tanaman kopi yang baik, juga bisa untuk meremajakan tanaman tua. Cara menbuatnya cukup mudah.

Kopi merupakan tanaman tahunan yang hasilnya menjadi bahan perdagangan yang penting. Tanaman ini bukan tanaman asli Indonesia, melainkan berasal dari Afrika, tapi agaknya sudah begitu disukai oleh masyarakat Indonesia. Sampai saat ini kopi ditemukan di mana-mana. Dari Aceh hingga Irian Jaya pun, kopi sudah dikebunkan.

Budidaya tanaman kopi

Sampai saat ini budidaya tanaman kopi dilakukan dengan tiga cara, yaitu dengan semaian biji yang merupakan perbanyakan secara generatif, dengan stek dan sambung pucuk, yang merupakan perbanyakan secara vegetatif. Saat ini, yang banyak dilakukan ialah perbanyakan dengan stek dan sambung pucuk, karena perbanyakan dengan biji kurang baik hasilnya, gara-gara sering terjadi perubahan yang hasilnya tidak seperti induknya.

Pembuatan Sambung Pucuk


Sambung pucuk pada kopi ini sedikit berbeda dengan sambung pucuk pada tanaman yang lain. Batang atas yang ditempelkan tidak berdaun, tetapi nantinya setelah sambungan jadi akan menumbuhkan tunas baru dan menjadi tanaman yang produktif. Sedangkan sambung pucuk pada tanaman lain (misalkan pada tanaman buah-buahan), calon batang atas diambil dari tunas atau pucuk tanaman yang berdaun.

Bibit kopi asal sambung pucuk yang siap dipindahkan ke kebun

Batang bawah bibit sambungan berasal dari jenis-jenis kopi yang mempunyai perakaran yang tahan terhadap serangan hama  dan penyakit akar, tahan terhadap sifat-sifat tanah serta keadaan air tanah tertentu yang buruk. Misalnya, jenis-jenis Quillou, Excelsa atau Hibrida Kawisari. Sedangkan calon batang atas diambil dari klon unggul terpilih, atau dari wiwilan (tunas air) tanaman kopi di kebun yang hasilnya sudah jelas baik.

Sebelum melakukan budidaya tanaman kopi dengan sambung pucuk, terlebih dahulu harus dipersiapkan batang bawahnya. Batang bawah diperoleh dari bibit asal biji yang telah berumur 6-9 bulan atau kira-kira sudah sebesar pensil batangnya, di bedengan pembibitan. Batang atas berasal dari tunas air yagn telah berumur 3-4 bulan.

Tunas calon batang atas yang baik dipakai adalah ruas kedua sampai dengan ruas keempat. Ruas pertama masih terlalu muda dan ruas kelima atau yang lebih tua lagi telah keras dan berkayu. Tunas ini dipotong kira-kira tinggal satu ruas saja (5-6 cm panjangnya), tetapi ia harus masih mengandung ruas yang nantinya bisa diharapkan akan menumbuhkan tunas baru (lihat gambar).


1. Calon batang bawah
2. Sambung pucuk pada bibit
3. Sambung pucuk pada tanaman tua
4. Sambung dibungkus plastik

Pangkalnya diiris menyerong sepanjang 3-4 cm pada kedua sisinya, agar dapat ditempelkan pada calon batang bawah, nanti. Teknik penyambungan yang dilakukan pada kopi saat ini adalah sambungan celah. Sambungan celah ialah cara penyambungan tanaman di mana batang bawah dibelah menyerupai celah, yang nantinya digabungkan dengan batang atas. 

Tinggi sambungan pucuknya kira-kira 10-15 cm dari permukaan tanah atau lebih kurang 2-3 cm diatas batas warna hijau dan coklat dari batang. Sepasang daun yang paling bawah perlu dibiarkan menyisa. Calon batang atas yang telah   diiris menyerong, diselipkan di celah batang bawah yang telah dibelah sepanjang 3-4 cm.

Setelah batang atas dan batang bawah menyatu dengan seksama, tempat sambungan diikat dengan tali rafia. Sambungan dibungkus dengan kantong plastik tembus cahaya berukuran 10 cm x 3 cm untuk mempertahankan kelembaban  tempat sambungan. Pembibitan dengan sambung pucuk ini bertujuan untuk mempertahankan sifat tanaman kopi yang mempunyai potensi produksi tinggi, sehingga produksi tiap tanaman dan tiap satuan luas areal bisa ditingkatkan.

Keberhasilan penyambungan ini dipengaruhi oleh ketepatan pertautan kambium antara batang bawah dan batang atas, kebersihan alat-alat yang dipergunakan dan ketrampilan pelaksana. Satu minggu setelah penyambungan, hasilnya diperiksa. Sambungan yang berhasil akan tetap berwarna hijau, sedangkan yang mati akan berwarna coklat.

Sambungan pucuk untuk peremajaan


Sering kali tanaman kopi milik petani kurang terawat baik, sehingga produksinya sangat kurang. Demikian juga tanaman kopi di perkebunan, yang umurnya sudah terlalu tua. Sudah tiba saatnya tanaman kopi seperti ini diremajakan.

Peremajaan dilakukan dengan cara memotong batang tanaman kopi yang keadaanya sudah buruk. Tapi sebelum batang dipotong, tunas air yang paling bagus dibiarkan tumbuh terus. Tunas inilah yang disambung dengan klon unggul. Setelah penyambungan berhasil dengan baik, barulah batang pokok dipotong mendatar setinggi 50 cm dari titik penyambungan. Dalam waktu 3-5 tahun, tunas kopi yang disambungkan sudah mampu berbuah.

Meremajakan tanaman kopi dengan teknik budidaya sambung pucuk ini lebih murah dan lebih gampang dilakukan daripada menanam bibit yang baru. Sebab, tanaman lama yang akan diremajakan itu masih tetap menghasilkan,  (meskipun hanya sedikit), sementara kita menunggu tanaman muda berbuah.

Pemeliharaan sambungan


Dalam waktu lebih kurang 3 minggu setelah penyambungan, plastik pembungkus sambungan dibuka untuk memeriksa hasil sambungan. Sambungan yang berhasil akan menumbuhkan tunas ortotrop (tunas yang tumbuh ke atas). Bila pembungkus sambungan terlambat diambil, tunas ortotrop ini akan membengkok.

Dua tunas baru yang tumbuh, disisakan satu saja yang terbaik, yang dipelihara terus. Setelah lebih kurang 10 bulan di bedengan pembibitan (sejak disambung), bibit sambungan kopi ini sudah bisa ditanam dikebun. Pemeliharaan bibit sambungan, baik di bedengan pembibitan maupun pada batang tanaman tua di kebun (sambungan peremajaan), meliputi penyiraman, pemupukan, pengendalian  gulma dan pengaturan naungan.

Khusus untuk  bibit sambung pucuk kopi juga dilakukan "pengupiran". Pengupiran ialah pemotongan daun, kurang lebih dua pertiga bagian, untuk mencegah agar bibit tidak tumbuh terlalu besar dan membentuk cabang. Pengupiran dilakukan bila bibit ditunda penanamannya dan dilakukan pada bibit kopi yang telah berumur 10-12 bulan dibedengan pembibitan.

Penyiraman tanaman kopi dilakukan satu kali sehari di waktu pagi bila tidak turun hujan. Pemupukan untuk bibit dilakukkan melalui tanah dengan memberikan pupuk Urea sebanyak 60 gram/pohon/tahun. Pupuk ini diberikan secara bertahap.

Pada umur 1 dan 3 bulan diberikan masing-masing 7,5 gram/pohon dan pada umur 5,7 dan 9 bulan masing-masing diberikan 15 gram Urea/pohon. Pembersihan gulma dilakukan dengan tangan, agar pertumbuhan akar bibit kopi tidak terganggu. Biasanya dilanjutkan dengan penggemburan tanah secara dangkal untuk memperbaiki areasi tanah.

Pertanian dan Peternakanku  - Budidaya Tanaman Kopi

Pengaturan naungan pada budidaya tanaman kopi ini dilakukan dengan memotong pohon peneduhnya (seperti lamtoro misalnya), setinggi 3 sampai 3,5 m dari permukaan tanah. Pengaturan naungan dilakukan menjelang bibit kopi tanaman di kebun. Ini dimaksudkan untuk melatih bibit agar dapat menyesuaikan diri dengan keadaan kebun tempat tumbuhnya yang tetap.

Terima Kasih Atas Kunjungannya dan Semoga Bermanfaat
Sumber : Majalah Trubus