Monday, March 31, 2014

Biawak Batik dari Irian

pertaniandanpeternakanku.blogspot.co.id

Biawak yang panjangnya dapat menyaingi biawak terbesar komodo. Pola warnanya sangat menarik; sifatnya lincah serta kemampuan menangkap mangsanya sangat baik mirip dengan ular. Walau ukurannya bisa mencapai 6 m, namun dengan disiplin pemberian pakan, pertumbuhannya bisa lamban, sehingga cocok dipajang di terarium.
Sumber Gambar : http://www.pbase.com

Spesies Biawak

Varanus, salah satu genus dari famili Varanidae yang lebih dikenal dengan biawak, merupakan jenis kadal berukuran panjang. Jenis bengkarung ini diketahui ada 37 spesies, dan dua pertiganya hidup di Negara Kanguru Australia, serta menyebar di Afrika, Asia tropis, dan sedikit di Kepulauan Pasifik.

Di Indonesia terdapat lebih dari 17 spesies biawak, di antaranya Varanus komodoensis, Varanus salvadori, Varanus indicus, Varanus nembulosus, Varanus timorensis, dan Varanus prasinus. Mereka hidup di sekitar hutan, dan perkampungan, seperti di bagian barat Pulau Flores, Komodo, Rinca, Padar, dan Pulau Kepala Burung Irian.

Pola Warna Batik

Crocodile monitor adalah nama umumnya, sedangkan nama ilmiahnya Varanus monitor. Namun di Indonesia ia lebih dikenal dengan naman biawak papua, dimungkinkan karena asal-usulnya dari Pulau Kepala Burung Irian. Biawak ini sangat pantas dijadikan hewan peliharaan, sebab bisa dijinakkan.

Pola warnanya pun cantik serta kontras antara warna cokelat pudar sampai hitam dengan totol-totol kuning terang pada bagian tubuh dan belang di bagian ekornya - bak corak kain batik yang merupakan ciri khas busana Indonesia. Karena itulah biawak ini banyak dicari orang untuk diambil kulitnya menjadi bahan kerajinan seperti tas dan ikat pinggang.

Karena warna yang cantik pulalah Chandra Gunawan mengoleksi biawak papua sebagai hewan peliharaan di antara binatang reptil dan amfibi lainnya. Ukurannya bisa mencapai 4-6 m, lebih panjang daripada biawak komodo yang memiliki panjang sekitar 3 m dengan berat mencapai 163 kg. Berat badannya pun cukup ringan, apalagi dengan bentuk leher dan ekornya yang panjang terlihat sekali rampingnya bak pragawati sedang jalan di catwalk – bedanya dia berjalan di atas ranting.

Lihat juga : - Rahasia Kecantikan Gadis Priangan
                      - Solusi Pakan Udang dengan ' Pengawetan ' Plankton
                      - Sayuran Jepang di Indonesia
                      - Solusi Telur Lele dengan Batu Bata

Binatang Arboreal

Biawak papua di habitat aslinya sama dengan biawak lainnya, yaitu hidup melata di darat dan di air. Namun jangan heran bila melihat biawak ini bertengger di atas pohon yang tinggi, karena memang biawak adalah hewan arboreal – hidup di hutan-hutan dan ranting pohon. Bebas menikmati alam yang hijau serta udara yang sejuk.

Hewan pemakan daging (karnivora) ini di alam aslinya selalu mencari makanan pada malam hari, karena siang hari digunakannya untuk istirahat dan tidur. Pakan yang dicarinya berupa telur burung, telur penyu dan ikan, serta pakan daging lainnya. Jelaslah bila sifatnya lincah, karena pakan yang dibutuhkan berupa pakan hidup; jika tidak sigap ia tidak akan bisa memenuhi kebutuhan pakannya. Pakan yang bisa diberikan berupa tikus putih, belalang, ayam, serta ulat hongkong. Tetapi ulat hongkong bukan pakan tetapnya, karena pakan ini tidak mengandung nutrisi yang lengkap bagi kebutuhan gizi biawak.

Chandra Gunawan selalu memberikan pakan berupa tikus putih yang diternakkan sendiri, yang  sebelumnya diberi pakan vitamin dan mineral agar memenuhi syarat untuk kebutuhan konsumsi biawak. Pemberian pakannya pun setiap harinya tidak banyak, hanya 2 ekor tikus. Bahkan agar pertumbuhannya tidak telalu besar dan panjang biawak diberi pakan seminggu 3 kali.

Meski ia adalah biawak liar yang hidupnya selalu memangsa hewan-hewan kecil, namun setelah diperlihara dengan baik binatang tersebut bisa jinak dan tampil menarik. Berkat penanganan yang baik, biawak kepunyaan Chandra Gunawan di daerah Kebon Jeruk Jakarta ini terlihat ramping dan sangat cantik dipajang di terarium. Terarium yang dibutuhkan sebaiknya dari bahan yang tahan pecah dan ukurannya disesuaikan dengan besar dan panjangnya biawak.

Fasilitas di dalamnya harus ada tenggeran dari kayu atau plastik yang kokoh, karena cengkraman dari kelima jari biawak ini sangat kuat, bisa mematahkan tempat bertenggernya itu. Tempat minum, serta dekorasi lainnya seperti lampu sinar ultraviolet juga dibutuhkan sebagai pemancar panas bagi tubuhnya. Selain itu kelembapan serta suhu harus dijaga, dan terarium harus dibersihkan dari kotoran yang dikeluarkannya, karena jika tidak, bisa menyebabkan penyakit.

Terima Kasih dan Semoga Bermanfaat
Sumber : Majalah Trubus